Thursday, July 31, 2008

Model Komunikasi Lingkungan

Model Komunikasi Lingkungan

Karakteristik media yang massive menjadikannya mampu mempengaruhi apa yang dianggap penting dan tidak oleh khalayak. Oleh karena itu, peran media dalam penumbuhan kesadaran khalayak untuk menjaga lingkungan sangat diperlukan. Aktivitas komunikasi lingkungan menjadi hal vital untuk dilakukan guna menciptakan gaya hidup khalayak yang peduli dan ramah terhadap lingkungan alam demi keberlanjutan kehidupan.
Komunikasi lingkungan diartikan sebagai proses komunikasi dua arah yang bertujuan untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya kesadaran tentang dampak dari kerusakan lingkungan dan vitalnya menumbuhkan perilaku hidup ramah lingkungan demi keberlangsungan kehidupan dan keberlanjutan generasi mendatang.
Perilaku ramah lingkungan merupakan kecenderungan dari cara bersikap dan memandang lingkungan bukan sekedar sebagai tempat tinggal dan pemenuhan kebutuhan untuk bertahan hidup tetapi sebagai komponen yang harus dijaga, dilestarikan, dan ditumbuhkan keberlanjutannya.
Kerusakan lingkungan yang berimbas pada rentetan bencana alam yang terjadi belakangan ini memicu pentingnya penyadaran khalayak untuk berperilaku ramah lingkungan. Media mampu menunjukkan perannya melalui peningkatan terpaan isu lingkungan. Dengan ini, pesan repetitive tentang lingkungan akan semakin dekat dengan khalayak untuk kemudian dapat mempengaruhi sisi kognitif dan konatifnya.
Model Komunikasi Lingkungan
Sejumlah level komunikasi dapat digunakan sebagai model dalam penyampaian komunikasi lingkungan. Pada level terkecil, komunikasi interpersonal memiliki kemampuan mengubah pandangan dan perilaku individu lebih efektif karena kemampuannya untuk mencapai bagian personal dari partisipan komunikasi. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengedukasi orang-orang terdekat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan dampak dari kerusakaannya.
Pada level komunikasi kelompok, komunikasi lingkungan dilakukan oleh sejumlah orang yang saling bertukar pesan dan informasi secara kontinyu. Model komunikasi lingkungan melalui kelompok kecil sangat cocok dengan karakter masyarakat Indonesia yang komunal dan senang dengan kegiatan nongkrong dan kumpul-kumpul.
Sejumlah kebijakan organisasi yang dihasilkan melalui komunikasi organisasi dapat diarahkan pada kebijakan-kebijakan yang memperhatikan lingkungan. Kebijakan ini tidak hanya menjadi sebuah pemanis bibir tetapi sudah menjadi sebuah budaya organisasi yang mewarnai setiap lapisan manajemen organisasi. Contohnya adalah penyelenggaraan program tanggung jawab sosial perusahaan yang mengedepankan isi lingkungan sebagai platform.
Pada level komunikasi yang memiliki dampak lebih besar dalam mempengaruhi khalayak yakni komunikasi massa. Komunikasi lingkungan dapat disampaikan dalam bentuk peliputan isu lingkungan, penyajian program acara yang mengandung pesan kepedulian dan perilaku ramah lingkungan, serta penyelenggaraan agenda –on air maupun off air- yang mengampanyekan dampak kerusakan lingkungan kepada khalayak luas.
Komunikasi Lingkungan untuk Anak
Posisi anak-anak sebagai generasi masa depan memerlukan pengenalan terhadap perilaku ramah lingkungan sejak awal. Tentunya model komunikasi yang dipilih untuk ini berbeda dengan orang dewasa.
Penanaman prinsip menjaga lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan karakter dasar anak-anak, yakni menyukai berbagai kegiatan menyenangkan dalam permainan. Penggunaan metode yang dekat dengan mereka seperti penggunaan cerita bergambar, film animasi, dan pendidikan anatomi lingkungan dapat dipilih sebagai alternatif.
Cerita bergambar dan penggunaan film animasi yang bermuatan isu lingkungan untuk mendekatkan mereka dengan perilaku seperti apa yang mendukung kelestarian lingkungan dan mana yang tidak melalui potret kehidudupan yang disajikan dalam gambar-gambar untuk menarik perhatian anak-anak.
Pendidikan anatomi lingkungan berusaha mendekatkan anak-anak dengan lingkungan alam secara nyata. Dengan demikian, mereka dapat berinteraksi secara langsung dengan lingkungan dan mengetahui peran dan manfaat lingkungan dalam menunjang keberlangsungan kehidupan manusia.
Selain pendidikan, baik formal maupun nonformal, komunikasi lingkungan dengan target anak-anak memerlukan peran orang tua/keluarga secara khusus. Fase imitasi pada anak-anak yang tengah berlangsung menjadikan mereka mudah sekali untuk mencontoh/meniru setiap tindakan yang diamatinya di lingkungan sekitar. Untuk itu, orang dewasa (orang tua/anggota keluarga) harus mampu menumbuhkan keluarga yang beratmosfir kepedulian pada lingkungan. Interaksi anak-anak dengan orang dewasa di sekelilingnya akan membentuk kecenderungan, cara pandang, sikap, dan perilaku mereka di kemudian hari setelah dewasa.
Media dan Komunikasi Lingkungan
Komunikasi lingkungan melalui media massa tidak hanya ditujukan untuk orang dewasa teteapi pada keseluruhan lapisan demografis dan psikografis. Salah satu media massa yang menaruh perhatian besar pada penyelamatan lingkungan adalah Metro TV dengan sejumlah programnya seperti Let’s Go Green dan Minutes Green.
Banyaknya jumlah dan ragam media di Indonesia seharusnya mampu mengampanyekan isu tentang pemanasan global, perubahan iklim, efek rumah kaca, dampak deforestrasi, manajemen sampah, hemat energi, dan perilaku ramah lingkungan lainnya secara luas dan dalam berbagai tampilan. Artinya, kampanye lingkungan untuk mencapai segala kategori lapisan masyarakat dapat dilakukan dengan tampilan yang berbeda dan menarik sesuai dengan minat khalayak.
Program acara yang menjadi favorit penonton pemirsa televisi seperti sinetron dan infotainment dapat dijadikan sebagai kendaraan penyampaian pesan tentang perilaku ramah lingkungan. Penyelipan (issues placement) perilaku ramah dan peduli lingkungan dalam potongan adegan sinetron dan peningkatan ekspose kegiatan pesohor (as endorser function) dalam menjaga kelestarian lingkungan akan menjadi motivator bagi khalayak untuk berperilaku sama –asumsi ini didasarkan pada agenda setting theory dan cultivation theory serta audience selective principle.
Kekuatan media dalam menyampaikan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosial dan mempengaruhi sikap khalayak secara luas memegang peran vital dalam komunikasi lingkungan. Untuk itu, pelaku usaha media juga perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang gerakan lingkungan dan aktivitas penyelamatan bumi. Media memegang peran utama dalam melakukan komunikasi hijau pada khalayak luas.

Abdul Rohman
Staf Pengajar Prodi Ilmu Komunikasi
FPSB - UII

No comments: